My Facebook

Comments

Jumat, 30 Maret 2012

Download Laporan PKL

pada kali ini saya akan membagikan draft laporan pkl sewaktu pkl di Diploma IPB , bila ada kritik dan saran silahkan comment pada blog ini
silahkan didownload ^^  Sedot

Jumat, 23 September 2011

Apakah GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA itu?


 
Apakah GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA itu? ImageTentu anda sering mendengar istilah istilah berikut GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA. Tahukah anda apa yang dimaksud dari istilah istilah teersebut? Semakin majunya teknologi menuntut untuk terus diadakannya pembaharuan, berikut juga di bidang akses data. GPRS adalah generasi pertamanya disusul dengan Edge dengan memberikan layanan agak cepat lalu 3G dengan menghadirkan layanan tercepat dan akhirnya teknologi sekarang 3.5G menyingkirkan semua dengan menghadirkan layanan sangat cepat untuk mengakses data, dan mungkin akan hadir layanan 4G.
Berikut Perbedaan Akses Data GPRS > EDGE > 3G/UMTS > 3.5G/HSDPA :
  • GPRS (General Packet Radio Service) : suatu teknologi yang digunakan untuk pengiriman dan penerimaan paket data. GPRS sering disebut dengan teknologi 2G. Fasilitas yang diberikan oleh GPRS : e-mail, mms (pesan gambar), browsing, internet. Secara teori GPRS memberikan kecepatan akses antara 56kbps sampai 115kbps.
  • EDGE (Enhanced Data for Global Evolution) : teknologi perkembangan dari GSM, rata-rata memiliki kecepatan 3kali dari kecepatan GPRS. Kecepatan akses EDGE secara teori sekitar 384kbps. Fasilitas yang disediakan EDGE sama seperti GPRS (e-mail, mms, dan browsing).
  • UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service) : perkembangan selanjutnya dari EDGE. UMTS sering disebut generasi ke tiga (3G). Selain menyediakan fasilitas akses internet (e-mail, mms, dan browsing), UMTS juga menyediakan fasilitas video streaming, video conference, dan video calling*). Secara teori kecepatan akses UMTS sekitar 480kbps.
  • HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) merupakan perkembangan akses data selanjutnya dari 3G. HSDPA sering disebut dengan generasi 3.5 (3.5G) karena HSDPA masih berjalan pada platform 3G. Secara teori kecepatan akses data HSDPA sama seperti 480kbps, tapi bisa dipastikan bahwa akses data melalui HSDPA lebih unggul daripaa UMTS

Kamis, 22 September 2011

Mengenal Perbedaan USB 2.0 dengan USB 3.0

Hampir setiap orang tentu mengenal dan menggunakan Universal Serial Bus atau lebih dikenal dengan sebutan USB. Definisi USB sendiri adalah cara komunikasi antara peralatan dengan Host Controller(biasanya PC).
Description: Mengenal Perbedaan USB 2.0 dengan USB 3.0 Image
USB ini sering dijumpai pada printer, komputer, scanner, handphone, mouse, kamera digital, flash drive, dsb. Sebelum ada USB, lebih dulu dikenal port serial dan parallel. Namun untuk saat ini, port USB telah menjadi port komunikasi yang standar.
USB 2.0
Teknologi USB 2.0 dikenalkan pada sekitar April 2000. Untuk kecepatan transfer(transfer rate), USB 2.0 bisa mencapai maksimal 480 Mbit/detik. Namun pada prakteknya, jarang sekali kecepatan USB 2.0 bisa sampai di atas 300 Mbit/detik. Selain itu, USB 2.0 memerlukan suplai maksimal daya sebesar 500mA. Sedangkan untuk pin steker pada USB 2.0 berjumlah 4 buah.
Description: Mengenal Perbedaan USB 2.0 dengan USB 3.0 ImageTipe-tipe port USB
USB 3.0
Berbeda dengan USB 2.0, teknologi USB 3.0 diperkenalkan sejak tahun 2007. Keunggulan yang diusung oleh USB 3.0 bila dibandingkan USB 2.0 adalah kecepatan transfer datanya(transfer rate) yang mampu mencapai 5 Gbit/detik. Wow, hampir 10x lipat USB 2.0 kan? Perbedaan lain adalah permasalahan panjang kabel data. Jika pada USB 2.0, Anda disarankan manambah panjang kabel dengan maksimal 3 M untuk menjaga kecepatan transfer data tetap akurat. Di USB 3.0, panjang kabel bukan lagi faktor yang mempengaruhi kecepatan transfer data. Selain itu, USB 2.0 memerlukan suplai maksimal daya sebesar 900 mA.
Description: Mengenal Perbedaan USB 2.0 dengan USB 3.0 Image
Kelebihan lain USB 3.0 dibandingan dengan USB 2.0 adalah sifatnya yang full duplex, artinya bahwa USB host dapat melakukan send and receive data secara terus menerus. Sedangkan untuk pin steker, USB 3.0 memiliki pin berjumlah 5 buah.
Kelemahan USB 3.0
Salah satu kekurangan USB 3.0 adalah belum ada dukungan dari sistem operasi. Sementara ini, Anda harus meng­install driver tambahan dari vendor tersebut agar bisa mendukung teknologi USB 3.0. Selain itu, baru sedikit perangkat keras (hardware) yang sudah mensupport USB 3.0. Oleh karena itu, hanya sedikit diantara banyak orang yang telah mencicipi teknologi USB 3.0 ini.
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan yang cukup mencolok antara USB 2.0 dengan USB 3.0 adalah tingkat kecepatan pengiriman data, yakni 400 Mbit/detik untuk USB 2.0 dan 5 Gbit/detik untuk USB 3.0.

Sabtu, 20 Agustus 2011

IIX (Indonesia Internet Exchange)

Pertumbuhan jaringan internet di Indonesia, sekalipun masih dalam tahap awal dan belum memasyarakat seperti halnya di negara-negara maju, menunjukkan trend yang sangat positif. Potensi penggunanya yang begitu besar dari penduduk Indonesia yang pada saat ini (Juli 1997) berjumlah sekitar 200 juta jiwa tidak dapat diabaikan begitu saja. Pemerintah telah mengeluarkan 41 ijin prinsinp kepada berbagai perusahaan yang berminat untuk menyelenggarakan jasa internet ini.
Untuk mengembangkan pasar yang besar ini, salah satu prasyarat adalah dibentuknya suatu interkoneksi nasional antar penyelenggara jasa internet (PJI) di Indonesia, sehingga pelanggan dari satu PJI dapat dengan mudah dan murah berkomunikasi dengan pelanggan PJI yang lain yang berada di Indonesia. Tanpa adanya interkoneksi nasional ini, kecepatan lalu lintas informasi antar PJI di Indonesia akan sepenuhnya tergantung pada interkoneksi internet di luar negeri, yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh PJI Indonesia.
Dengan adanya tulang punggung lalu lintas informasi nasional yang pengembangannya dapat dikelola oleh PJI Indonesia, berbagai manfaat yang dapat diperoleh antara lain:
• Merupakan jalur yang relatif lebih murah dibandingkan dengan menggunakan tulang punggung jaringan internet di negara lain (yang tentunya ingin mengambil keuntungan dari penggunaan fasilitasnya).
• Merupakan jalur alternative bagi sebuah PJI apabila jalur koneksi ke internet yang dimiliknya (langsung ke luar negeri) mengalami masalah.
• Lebar pita (bandwidth) yang tinggi antar PJI Indonesia akan memberikan insentif bagi penyedia informasi (content provider) menempatkan asis datanya di Indonesia, baik bagi penyedia informasi local maupun internasional.
• Interkoneisi nasional ini dpat dimanfaatkan untuk layanan-layanan bafu yang membutuhkan lebar pita yang tinggi, yang mungkin dapat direalisir apabila mengandalkan interkoneksi melalui negara lain yang biayanya relatif tinggi.
Pada saat ini konektifitas PJI ke internet melalui INP Indosat, sebagian melalui
INP Satelindo, sebagian terhubung langsung super ISP di luar negeri. Secara teknis sudah ada interkoneksi antar pelanggan INP Indosat melalui Indosat dan antar pelanggan INP Satelindo melalui Satelindo. Meski demikian beluma ada inisiatif untuk membuat interkoneksi nsaional.
Untuk membentuk interkoneksi nasioanl ini, APJII berinisiatif meluncurkan program Indonesia Internet Exchange (IIX), yang diharapkan dapat dijadikan titik awal pengembangan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan internet di Indonesia.

Tujuan

Tujuan program IIX adalah membentuk jaringan interkoneksi nasional yang memilikai kemampuan dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan yang ada, untuk digunakan oleh setiap Penyelenggara Jasa Internet yang memiliki ijin beroperasi di Indonesia.
Pada saat ini program IIX tidak mempunyai tanggal berakhirnya program secara keseluruhan, melainkan dibagi atas tahapan-tahapan yang akan dikembangkan secara terus-menerus.

sumber

Rabu, 10 Agustus 2011

Konfigurasi Static Routing


Dari contoh konfigurasi diatas, terlihat dua buah router yang tersusun dalam network 172.16.10.0/24. Kedua router ini menggunakan ip address private untuk jaringan internalnya, dan menggunakan satu ip address publik agar terhubung ke internetwork. Sehingga membutuhkan NAT (Network Address Translation) agar terhubung ke internetwork, namun bahasan mengenai NAT ini akan kita khususkan dilain kesempatan kawan.. Description: :D
Metode dalam Static Routing
Ingat kawan, rumus dasar dari static routing adalah:
# ip route [network] [netmask] [address/interface next-hop]
Oleh karena itu, metode pertama dalam static routing adalah kita harus menentukan network outgoing interface dan metode selanjutnya menentukan alamat IP next-hop dari router yang langsung terhubung. Sebagai catatan, router lawan juga harus dikonfigurasikan, sehingga koneksi dapat terjalin.
Yuk kita langsung melakukan percobaan sesuai dengan gambar di atas kawan Description: :D
Konfigurasi Switch 0 >> sebagai VTP server untuk VLAN 10 dan 20
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#host Switch_Pusat0
Switch_Pusat0(config)#vtp mo se
Device mode already VTP SERVER.
Switch_Pusat0(config)#vtp do Emulanetwork
Changing VTP domain name from NULL to Emulanetwork
Switch_Pusat0(config)#vtp pass Emulanetwork
Setting device VLAN database password to Emulanetwork
Switch_Pusat0(config)#int ra f0/1-5
Switch_Pusat0(config-if-range)#sw mo tr
Switch_Pusat0(config-if-range)#sw tr na vlan 1
Switch_Pusat0(config-if-range)#ex
Switch_Pusat0(config)#vlan 10
Switch_Pusat0(config-vlan)#name vlan_10
Switch_Pusat0(config-vlan)#vlan 20
Switch_Pusat0(config-vlan)#name vlan_20
Switch_Pusat0(config-vlan)#end
Switch_Pusat0#wr mem

Konfigurasi Switch 1 >> sebagai VTP client untuk VLAN 10
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#host Switch_vlan10
Switch_vlan10(config)#vtp mo cl
Setting device to VTP CLIENT mode.
Switch_vlan10(config)#vtp do Emulanetwork
Domain name already set to Emulanetwork.
Switch_vlan10(config)#vtp pass Emulanetwork
Setting device VLAN database password to Emulanetwork
Switch_vlan10(config)#int f0/1
Switch_vlan10(config-if)#sw mo tr
Switch_vlan10(config-if)#sw tr na vlan 1
Switch_vlan10(config-if)#ex
Switch_vlan10(config)#int ra f0/2-24
Switch_vlan10(config-if-range)#sw mo acc
Switch_vlan10(config-if-range)#sw acc vlan 10
Switch_vlan10(config-if-range)#end
Switch_vlan10#

Konfigurasi Switch 2 >> sebagai VTP client untuk VLAN 20
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#host Switch_vlan20
Switch_vlan20(config)#vtp mo cl
Setting device to VTP CLIENT mode.
Switch_vlan20(config)#vtp do Emulanetwork
Domain name already set to Emulanetwork.
Switch_vlan20(config)#vtp pass Emulanetwork
Setting device VLAN database password to Emulanetwork
Switch_vlan20(config)#int f0/1
Switch_vlan20(config-if)#sw mo tr
Switch_vlan20(config-if)#sw tr na vlan 1
Switch_vlan20(config-if)#ex
Switch_vlan20(config)#int ra f0/2-24
Switch_vlan20(config-if-range)#sw mo acc
Switch_vlan20(config-if-range)#sw acc vlan 20
Switch_vlan20(config-if-range)#ex
Switch_vlan20(config)#

Konfigurasi Router 1 >> sebagai router switch server
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface FastEthernet0/0
Router(config-if)#ip address 172.16.20.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config)#int f0/0.10
Router(config-subif)#enc dot 10
Router(config-subif)#ip add 172.16.30.1 255.255.255.0
Router(config)#int f0/0.20
Router(config-subif)#enc dot 20
Router(config-subif)#ip add 172.16.40.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#ex
Router(config)#interface Serial0/0/0
Router(config-if)#clock rate 128000
Router(config-if)#ip address 172.16.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#ip route 172.16.70.0 255.255.255.0 172.16.10.2 >> route ke network 172.16.70.0/24
Router(config)#ip route 172.16.50.0 255.255.255.0 172.16.10.2 >> route ke network 172.16.50.0/24
Router(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.252 172.16.10.2 >> route ke network 10.10.10.0/32
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.10.10.1 >> route ke internetwork
Router(config)#end

Konfigurasi Router 2
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface FastEthernet0/0
Router(config-if)#ip address 172.16.50.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface FastEthernet1/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 172.16.70.1 255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface Serial2/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#clock rate 128000
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface FastEthernet4/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.252
Router(config-if)#exit
Router(config)#ip route 172.16.20.0 255.255.255.0 172.16.10.1 >> route ke network 172.16.20.0/24
Router(config)#ip route 172.16.30.0 255.255.255.0 172.16.10.1 >> route ke network 172.16.30.0/24
Router(config)#ip route 172.16.40.0 255.255.255.0 172.16.10.1 >> route ke network 172.16.40.0/24
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.10.10.1 >> route ke internetwork
Catatan: agar terhubung dengan internetwork (ke ip publik, harus menggunakan konfigurasi NAT (Network Address Translation), karena dalam lab kali ini kita menggunakan ip private. Tapi pembahasan mengani NAT, insya Allah di postingan selanjutnya.. sabar ya.. Description: :D

Konfigurasi Router Pusat ISP
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface FastEthernet1/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.10.10.2 >> route ke intranet
Router(config)#ex


Kesimpulan
Nah, jika router tidak dapat mencapai interface outgoing yang digunakan pada rute, rute tidak akan di instal kedalam tabel routig. Ini berarti jika interface down, rute tidak akan ditempatkan pada tabel routing kawan, tenaang.. jangan bingung dulu, mungkin konfigurasi router lawannya belum mantap kawan.
Kadangkala rute statik digunakan untuk keperluan backup. Rute statik dapat dikonfigurasi pada router yang hanya bisa digunakan ketika rute gagal mempelajari secara dinamik. Nah untuk menggunakan rute statik sebagai backup, set administrative distance lebih tinggi dibandingkan protokol routing dinamik. Selamat mencoba kawan

Mengenal Mode Pada Cisco Router




Router adalah peralatan yang melakukan fungsi routing, router bisa menjalankan tugasnya dikarenakan konfigurasi yang dibuat, pada saat kita akan melakukan konfigurasi dan masuk melaui console maka pada router cisco tersebut terdapat 3 mode, yaitu user mode, privilege mode, dan global configuration mode. Kita perlu memahami perbedaan mode ini pada saat mengkonfigurasi router sehingga kita akan tahu berada di mode manakah kita pada saat melakukan konfigurasi dan apa yang bisa kita lakukan pada  mode tersebut.
Mode-mode pada router
Pada saat kita melakukan konfigurasi pada Router Cisco banyak perintah atau command yang terdapat  pada setiap mode, dimana perintah tersebut ada pada suatu mode tetapi tidak terdapat pada mode lain
Mode
Prompt
Penggunaan
User Mode
Router>
Pada saat kita pertama kali login melalui console maka kita akan masuk ke user mode, dimana pada mode ini kita tidak dapat melakukan konfigurasi, pada mode ini kita hanya dapat melihat informasi dasar dari router, dan untuk melihat perintah apa yang tersedia pada mode ini ketikkan perintah show ?
Privileged Mode
Router#
Dari user mode untuk masuk ke privilege mode ketikkan perintah enable dan untuk kembali ke user mode ketikkan perintah disable pada mode ini kita bisa melihat informasi routing, interface protocol, konfigurasi yang sedang berjalan, konfigurasi yang disimpan, dan sedikit konfigurasi misal mengatur clock pada router. Untuk melihat perintah yang tersedia pda mode ini ketikkan perintah show ?
Global Configuration Mode
Router(config#)
Untuk masuk ke mode ini pada privilege mode ketikkan perintah configure terminal dan pada mode ini kita mulai bisa melakukan konfigurasi antara lain: mengubah hostname, mengubah password, melakukan konfigurasi access list dan lain-lain, dan untuk melihat perintah yang tersedia pada mode ini ketikkan perintah show ?
Dari mode ini jugalah kita bisa masuk ke mode yang lebih spesifik misalnya masuk ke interface mode, mode untuk melakukan konfigurasi routing dan lain-lain
Setelah kita memahami mode inilah maka kita akan mengerti apa yang bisa kita lakukan pada setiap mode pada saat melakukan konfigurasi router dan mengerti susunan hirarki mode pada Cisco Router. Untuk bisa lebih memahami mari kita lihat contoh dibawah ini.
Pada saat pertama kali masuk ke console router mode pertama yang akan kita temui adalah user mode yang ditandai dengan tanda Router>
Router>
Untuk melihat daftar perintah yang tersedia pada mode ini cukup ketikkan tanda tanya “?” tanpa harus menekan enter.
Router>?
Exec commands:
<1-99>      Session number to resume
connect          Open a terminal connection
disable            Turn off privileged commands
disconnect      Disconnect an existing network connection
enable            Turn on privileged commands
exit                 Exit from the EXEC
logout             Exit from the EXEC
ping                Send echo messages
resume           Resume an active network connection
show              Show running system information
ssh                 Open a secure shell client connection
telnet              Open a telnet connection
terminal          Set terminal line parameters
traceroute       Trace route to destination
Router>
Dari user mode tingkatan mode berikutnya adalah Privileged Mode, untuk masuk ke Privileged Mode ketikkan perintah enable dan tekan enter.
Router>enable
Perhatikan promt sudah berubah dari Router> menjadi Router#
Router#
Sama seperti sebelumnya untuk melihat daftar perintah yang terdapat pada mode ini ketikkan tanda tanya “?
Router#?
Exec commands:
<1-99>      Session number to resume
auto                Exec level Automation
clear               Reset functions
clock              Manage the system clock
configure        Enter configuration mode
connect          Open a terminal connection
copy               Copy from one file to another
debug             Debugging functions (see also ‘undebug’)
delete             Delete a file
dir                  List files on a filesystem
disable            Turn off privileged commands
disconnect      Disconnect an existing network connection
enable            Turn on privileged commands
erase              Erase a filesystem
exit                 Exit from the EXEC
logout             Exit from the EXEC
mkdir             Create new directory
more              Display the contents of a file
no                  Disable debugging informations
ping                Send echo messages
reload             Halt and perform a cold restart
–More–
Tekan enter jika ingin melihat daftar perintah selanjutnya dan jika ingin kembali ke prompt Router# cukup menekan sembarang tombol pada keyboard komputer
Dari Privileged Mode kita bisa masuk ke mode yang lebih tinggi yaitu Global Configuration Mode dan untuk masuk ke mode ini kita cukup mengetikkan perintah configure terminal dan tekan enter
Router#configure terminal
Perhatikan kembali bahwa prompt sudah berubah dari Router# menjadi Router(config)#
Router(config)#
Untuk melihat daftar perintah pada Gobal Configuration Mode, ketikkan tanda tanya “?
Router(config)#?
Configure commands:
aaa                             Authentication, Authorization and Accounting.
access-list                   Add an access list entry
banner                        Define a login banner
boot                           Modify system boot parameters
cdp                                        Global CDP configuration subcommands
class-map                   Configure Class Map
clock                          Configure time-of-day clock
config-register Define the configuration register
crypto                        Encryption module
dial-peer                     Dial Map (Peer) configuration commands
do                              To run exec commands in config mode
dot11                         IEEE 802.11 config commands
enable                        Modify enable password parameters
end                             Exit from configure mode
ephone                       define ethernet phone
ephone-dn                  Configure ephone phone lines (Directory Numbers)
exit                             Exit from configure mode
hostname                    Set system’s network name
interface                     Select an interface to configure
ip                               Global IP configuration subcommands
ipv6               Global IPv6 configuration commands
–More–
Sama seperti dengan keterangan sebelumnya jika ingin melihat daftar perintah selanjutnya silahkan tekan enter dan jika ingin kembali ke prompt Router(config)# cukup menekan sembarang tombol pada keyboard komputer.
Ini merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami sebab dengan mengerti pada mode apa kita berada maka kita akan mengerti perintah apa yang bisa kita jalankan dan konfigurasi apa yang bisa kita buat.
Global Configuration Mode merupakan mode konfigurasi utama dan kenapa disebut dengan konfigurasi utama sebab dari mode inilah kita bisa masuk ke mode-mode konfigurasi yang lebih spesifik, misal kita ingin melakukan konfigurasi pada interface seperti pemberian IP addres dan lain-lain maka kita harus masuk lagi ke mode yang lebih spesifik untuk melakukan konfigurasi tersebut yaitu interface mode. Spesifik-spesifik mode itu antara lain:
  • Interface mode
  • Line mode
  • Router mode
  • Subinterface mode
  • Controller mode
Misal kita ingin melakukan konfigurasi pada interface dan melihat daftar interface apa yang bisa kita konfigurasi cukup kita ketikkan Router(config)#interface ? maka akan terlihat daftar interface yang bisa kita konfigurasi. Penggunaan tanda tanya “?” merupakan perintah yang sangat membantu kita dalam mengetahui daftar perintah yang tersedia pada suatu mode maupun mengetahui daftar perintah yang mengikuti suatu perintah, sebab biasanya perintah pada Cisco merupakan suatu rangkaian perintah dalam artian setelah perintah tersebut sebenarnya ada perintah lain yang mengikuti perintah tersebut, untuk memeriksa apakah perintah tersebut masih ada yang mengikutinya periksalah dengan perintah “?”
Router(config)#interface ?
Async              Async interface
BRI                              ISDN Basic Rate Interface
BVI                              Bridge-Group Virtual Interface
CTunnel                       CTunnel interface
Dialer                           Dialer interface
FastEthernet                 FastEthernet IEEE 802.3
Group-Async               Async Group interface
Lex                              Lex interface
Loopback                    Loopback interface
MFR                            Multilink Frame Relay bundle interface
Multilink          Multilink-group interface
Null                              Null interface
Tunnel             Tunnel interface
Vif                                PGM Multicast Host interface
Virtual-Template           Virtual Template interface
Virtual-TokenRing        Virtual TokenRing
range                            interface range command
Terlihat disitu daftar perintah yang mengikuti perintah Interface, sekarang kita ambil contoh perintah FastEthernet dan jika ingin melihat nomor interface FastEthernet yang bisa kita konfigurasi cukup dengan mengetikkan perintah “?“lagi.
Router(config)#interface fastEthernet ?
<0-9>  FastEthernet interface number
Router(config)#interface fastEthernet 0?
/
Router(config)#interface fastEthernet 0/?
<0-24>  FastEthernet interface number
Router(config)#interface fastEthernet 0/0 ?
<cr>
<cr> merupakan singkatan dari carriage return atau dalam pengertian kita telah mencapai  ujung akhir dari rangkaian perintah tersebut, atau bisa kita katakan bahwa tidak ada lagi perintah yang mengikuti perintah tersebut dan kita bisa menekan enter.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if) #
Perhatikan kembali bahwa prompt sudah berubah dari Router(config)# menjadi Router(config-if)# dan ini menyatakan bahwa kita berada pada Interface Mode.
Jika kita ingin keluar dari Interface Mode dan kembali ke Global Configuration Mode ketikkan perintah exit kemudian enter
Router(config-if)#exit
Router(config)#
Seperti sudah dibahas sebelumnya bahwa Global Configuration Mode merupakan gerbang untuk menuju mode yang lebih spesifik, selain dari interface mode, terdapat juga antara lain line mode yang dipergunakan antara lain untuk mengatur password console, telnet, maupun aux.
Dari Global Configuration Mode ketik perintah line diikuti tanda tanya “?” maka terlihat perintah yang mengikuti perintah line
Router(config)#line ?
<0-70>   First Line number
aux                Auxiliary line
console          Primary terminal line
tty                 Terminal controller
vty                 Virtual terminal
Router(config)#line console ?
<0-0>  First Line number
Router(config)#line console 0 ?
<cr>
Router(config)#line console 0
Router(config-line)#
Perhatikan kembali bahwa prompt sudah berubah dari Router(config)# menjadi Router(config-line)#
Sekarang kita sudah berada pada Line Mode dan untuk kembali ke Global Configuration Mode ketik exit
Router(config-line)#
Router(config-line)#exit
Router(config)#
Untuk masuk ke  Line Mode yang lainnya sepeti telnet langkah yang kita perlukan sama dengan langkah yang diatas, manfaatkan “?” untuk menemukan perintah selanjutnya.
Router(config)#line vty 0 1180
Router(config-line)#
Untuk kembali ke Global Configuration Mode ketik exit
Router(config-line)#exit
Router(config)#
Untuk masuk ke Router Mode ketik router kemudian periksa dengan “?” apakah ada perintah yang mengikutinya seperti perintah dibawah ini.
Router(config)#router ?
bgp    Border Gateway Protocol (BGP)
eigrp  Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
ospf    Open Shortest Path First (OSPF)
rip      Routing Information Protocol (RIP)
Kita ambil contoh satu misalnya RIP kemudian pergunakan “?“untuk memeriksa apakah ada perintah setelah RIP
Router(config)#router rip ?
<cr>
Muncul <cr> atau carriage return berarti kita berada pada ujung akhir perintah dan kita bisa menekan enter
Router(config)#router rip
Router(config-router)#
Perhatikan kembali bahwa prompt sudah berubah dari Router(config)# menjadi Router(config-router)#
Dari Router Mode untuk kembali ke Global Configuration Mode ketik exit
Router(config-router)#exit
Ketik exit sekali lagi untuk kembali ke privileged mode
Router(config)#exit
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Router#
Kita bisa kembali ke privileged mode tanpa harus kembali lagi ke Global Configuration Mode dengan cara menekan ctrl+z yang pengertiannya kita menekan tombol ctrl pada keyboard disertai dengan menekan tombol huruf z
Router(config-router)#ctrl+z
Router#
Maka kita akan berada pada privileged mode.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More